HAFAL 30 JUZ AL QUR'AN DAN HADIST TIDAK MENJAMIN MASUK SURGA !!!

Kisah nyata ini dituturkan Habib Quraisy bin Qossim Baharun, Cirebon, dari kisah perjalana tahun 1996. Kala itu pesawat melintasi daratan afrika.

Diantara penumpangnya Habib quraisy dan ibu tua sekitar 65 – 70 tahun berpenutup jilbab disebelahnya. “Dimana asal Anda?” Tanyanya.

Tau Habib Quraisy orang Indonesia, dia mengajaknya berbahasa Indonesia dana mat fasih pula. Ibu tua itu tersenyum bijak sambil berkata : “Saya Alhamdulillah menguasai sebelas Bahasa dan 20 bahasa daerah”.

Ibu tua mulai mengupas pembahasan Al Quran dengan indah dan mahir.

Habib pun penasaran dengan Ibu itu, lalu bertanya “Apakah anda hafal 30 Juz Al Quran?”

Beliau jawab “Ya, saya telah menghafal Al Quran dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghafal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal”.

Tidak sampai disitu saja, Ibu tua itu melanjutkan bicaranya “Namun Al Quran harus bergandengan dengan hadist. Sehingga saya kemudian berupaya lagi menghafal hadist tentang hokum sehingga saya hafal kitab hadist Bulughul Marom di luar kepala. Tetapi saya merasa belum cukup karena didalam Islam tidak hanya ada halal dan haram tetapi harus ada Fadhailul Amal, maka saya pilih kitab riyadhus Sholihin untuk saya hafal dan akhirnya saya pun hafal.  Di sisi agama ada yang namanya tasawuf, maka saya cenderung pada tasawuf sehingga saya pilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali menghatakamkannya. Saking seringnya saya baca Ihya Ulumuddin, sampai – sampai bab Ajaibul qulub saya hafal diluar kepala”.

Habib Quraisy terperangah melihat kehebatan dan luar biasanya Ibu itu. Namun karena tidak percaya begitu saja, Habib pun mencoba test kebenaran perkataannya. Apakah ia telah hafal Al Quran? Apakah benar Ia mengusai tafsir Jalalain tentang Asbabun-Nuzul dan Qaul Ibnu Abbas?

Setelah melalui beberapa pertanyaan, ternyaya benar Ibu itu hafal Quran bahkan mampu menjawab tafsirnya dengan mahir dan piawai. Ketika habib mengangkat permasalahan Ihya Mawat yang ada dalam kitab Bulughul Maram Ibu tua itupun menjabarkannya dengan cukup jelas. Ketika  Habib membahas tentang Hadist Riyadhus Solihin maka Ibu Tua itu menyebutkan sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadist tersebut.

Dan lagi ia menjelaskan masalah psikologi hati berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal Ajaibul Qulub. Kembali Habib dibuat heran akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng – gelengkan kepalanya.

Pesawat akan mendarat di Airport. Ibu itu mengambil tasnya yang ada di kabin, karena sudah merasa kenal, Habib membantu menurunkan 3 tasnya ke lantai pesawat.

Subhanallah …

Saat ibu itu menunduk untuk mengambil tasnya ternyata keluar dari balik jilbabnya seutas kalung salib. Seperti petir menyambar di siang bolong, Habib Quraisy menunduk lemah. Ibu itu tersenyum, “Akan kujelaskan padamu nanti, di hotel.”

Habib akan transit selama sehari semalam, pun Ibu tua itu, maka di ruang tunggu dia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan berjanji bertemu di ruang lobby restaurant. Keduanya akhirnya bertemu, kapada Habib Quraisy ia mengatakan, “Saya bukan orang Kristen, megapa saya keluar dari Kristen? Karena saya menganggap Kristen hanya dongeng belaka. Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini pemberian Almarhumah ibu saya.”

Ia mengatakan bahwa ia telah mempelajari Kriste, Hindu, Islam. Ia mengungkap ketertarikannya mengenai keagungan yang ada dibalik wahyu Allah SWT dan Hadist nabi Muhammad SAW.
Ibu apa agamanya sekarang?” Habib bertanya.

Dia katakan “saya tidak beragama”

“Andai Ibu masuk Islam, begitu baca syahadat, Ibu akan langsung dapat titel ulama. Karena demikian luas Ilmu yang dimiliki.” Kata Habib.

Ia menjawab :

“Mungkin karena saya belum mendapat hidayah dari Allah”
Habib Quraisy meneteskan air mata bersyukur kepada Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Al Quran dan lain sebagainya belum Allah izinkan untuk beriman kepada-Nya. Sementara kita yang tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah untuk jadi seorang muslim

NB : Ibu Tua itu namanya ANN Marie Schimel, ahli terkemuka dalam literature Islam dan Mistisisme (tasawuf), berkebangsaan Jerman, sebagai professor memgajar di 3 Universitas terkenal di 3 negara berbeda, di kenal memiliki ingatan fotografis. Wafat di tahun 2003 pada usia 80 tahun, entah bagaimana keimannya di akhir hidupnya.


Komentar